Selasa, 27 Agustus 2013

Kain Kiswah

Kain penutup ka’bah atau yang biasa dikenal dengan istilah kiswah ini ternyata dikerjakan sekitar 285 karyawan, dari yang bertugas menenun, memberi warna, lalu membuat kaligrafi, merajut kain dasar, kemudian memprogram kalimat-kalimat tauhid di komputer sebelum ditorehkan ke permukaan kain, hingga tugas para penyulam itu selesai. Mereka tampak khusyuk menikmati setiap jalinan benang yang ditusukkan ke dalam kain hitam yang akan dijadikan sebagai penutup ka’bah.

Secara bahasa kiswah artinya pakaian. Selanjutnya kata ini sering digunakan untuk menyebut kain yang menutupi ka`bah. sejak zaman dahulu, pendahulu telah memiliki perhatian untuk memberikan kiswah pada ka`bah. Realita ini menunjukkan betapa besar kecintaan mereka terhadap ka`bah dan perhatian mereka terhadap kesucian dan kemuliaan bangunan yang pertama kali didirikan di muka bumi ini.

Satu kain Kiswah yang telah selesai dapat mencapai tinggi hingga 14 meter dengan lebar 7,5 meter. Jadwal pemasangannya-pun selalu tepat pada 9 Zulhijjah, ketika jemaah haji berangkat ke Arafah untuk memulai rangkaian ibadah haji. Puluhan seniman yang menyulam kain kiswah dapat memakan waktu kurang lebih selama 8,5 bulan. Mereka mengerjakannya dalam 47 potong kain. Sebagian mengerjakan potongan kain yang bertulisan kalimat syahadat, sebagian lagi menyulam surat Ali Imran ayat 96, Al-Baqarah ayat 144, surat Al-Fatihah, dan surat Al-Ikhlas. Ada pula yang merajut asma-asma Allah yang dimuliakan.

Seluruh proses itu membutuhkan 999 gulung benang sutra yang jika dibentangkan panjangnya lebih dari satu kilometer per benang. Berat benang sutra tersebut mencapai sekitar 670 kilogram. Ini belum termasuk bordir yang berisi 15 kilogram benang emas. Lantaran menggunakan bahan baku yang sangat berharga seperti sutra, emas murni, maupun perak, harga produksi kiswah pun sangat mahal, sekitar Rp 50 miliar!Wow!

Dari mana sutra-sutra mahal itu didapat? Sutra diimpor dari Italia, mesin pemintalnya dari Swiss. Sutra terbaik Italia berpusat di Provinsi Firenze, sebuah daerah yang sering disebut sebagai ”ibu kota Eropa untuk komoditas sutra dan wol”. Firenze, yang berpusat di Florence, tak seperti kota Roma yang menyerap semua unsur-unsur Romawi kuno maupun modern. Firenze menolak semua pengaruh non-Renaissance. Firenze pernah menjadi ibu kota Italia di abad ke-19.

Jika kini pemerintah Saudi lebih memilih Italia sebagai ”kiblat” sutra buat kain Ka’bah, penguasa tanah Hijaz (Arab Saudi) zaman dulu ternyata memilih kain dari Yaman, Irak, atau Mesir. Ka’bah pertama kali memiliki kiswah(berpakaian) pada 2.500 tahun silam, ketika suku Jurhm dari Yaman menguasai tanah Hijaz. Raja Tuba dari Hymir, Yaman, memasang kiswah berwarna merah yang didatangkan dari negeri itu.

Pada zaman leluhur Muhammad, pemasangan kiswah menjadi tanggung jawab masyarakat Arab dari suku Quraisy. Keluarga Abdul Muthalib, kakek nabi yang mendapat amanat menjaga Ka’bah, menyelubungi Ka’bah dengan kain putih dari Yaman. Pemasangan kain itu bertujuan melindungi dinding Ka’bah dari kotoran, debu, serta panas. Kiswah juga berfungsi sebagai hiasan.

Ketika Mekah diambil oleh kaum muslimin, mereka memutuskan untuk menanggalkan kiswah. Tapi kebakaran besar di sekitar Ka’bah membuat Nabi kembali memerintahkan agar Ka’bah dibungkus dengan kain putih dari Yaman. Khalifah Abu Bakar, Umar, dan Utsman mengikuti tradisi menyarungi Ka’bah dengan memilih kain Koptik berwarna putih dari Mesir.  kain halus ini dihasilkan oleh keturunan Kristen dari masyarakat Mesir kuno. Saat itu komunitas Kristen Koptik memang dikenal sebagai perajin kain dengan cita rasa seni yang tinggi.

Berikutnya, seiring bergantinya khalifah, Ka’bah pernah bersalin baju dengan rupa-rupa warna: merah, kuning, hijau, dan hitam. Jadwal pemasangannya pun pernah di bulan Muharam dan Ramadan. Namun, sejak Khalifah al-Mamun dari Dinasti Abbasiyah berkuasa, warna kiswah ditetapkan tak berubah dari waktu ke waktu: hitam. Lalu, pada 1340, tradisi pembuatan bordir diperkenalkan oleh penguasa Mesir.

Sumber: Yahoo.com

Image: jurnalistiktv

Artikel: www.kisahislam.net

0 komentar:

Posting Komentar

 
;